To Wander is to be Alive

Welcome to my blog!

Rabu, 10 Januari 2018

Merbabu Membuat-ku Candu


14 Desember 2018 Setelah Ujian berakhir, saya dan teman-teman memutuskan untuk menghilangkan semua penat yang ada di kepala ini. Setelah ngobrol-ngobrol ringan dengan semuanya, kami memutuskan Hiking ke Merbabu sebagai tujuan kami di libur kali ini.

Kata orang 80% kemungkinan kalo naik merbabu pasti hujan! Becek! Belum lagi di tambah trek yang berat, sama sekali tidak cocok untuk pendaki pemula. “Lu mending ke Prau aja dah, kalo ke Prau gua ngikut! Merbabu berat pan, mana lagi hujan, gua mah skip dah!” Aji berkata. Setelah mendengar itu, tidak sedikitpun niat saya terurung untuk melanjutkan perjalanan ini. Jelas saja, dibalik semua itu Merbabu mampu memberikan suatu hal yang istimewa. Sabana nya yang jelas ketenaranya, belum lagi sunrise yang indah dibalut lautan awan (Negeri Awan), siapa juga yang tidak ingin menyaksikan semua itu? Belum lagi kesaksian perjalanan oleh bunga abadi disana. Ah! Pokonya Merbabu membuat ku CANDU!

Kami berangkat pukul 19:00 WIB Malam (Kamis) dari Semarang menuju kota Boyolali, dengan pasukan 7 orang serta peralatan yang sudah siap. Kami memantapkan langkah kaki untuk menyaksikan keindahan Gunung Merbabu. 

Setelah sampai di salah satu basecamp (Pak Bari) terlihat sepi sekali, padahal ini adalah basecamp yang terkenal di kalangan pendaki via Selo dan juga sekaligus basecamp untuk menuju ke Gunung Merapi. Kami memutuskan untuk berangkat via Selo karena rumornya Selo memberikan pemandangan yang lebih cantik, dan juga trek nya lebih ringan di antara basecamp lain. Perlu diingat untuk menuju Merbabu ada banyak basecamp lain yang bisa di akses (Pak Parman dan basecamp Pak Bari).Sedari awal kami merencanakan untuk bermalam terlebih dulu di basecamp lalu melanjutkan perjalanan di ke esokan harinya (Jum`at,15/12) Pagi.

07;30 WIB Setelah kami semua bersiap-siap dan mengisi tenaga, kami memulai perjalanan. Awalnya semuanya tersenyum semangat dengan wajah yang sangat tampan dan menawan, ya memang trek awal hanya tanjakan-tanjakan ringan yang kami jumpai hehe. Dan setelah berjalan sekitar 1,5 jam trek mulai sedikit sulit, ditambah beban berat yang saya bawa paling berat diantara mereka, karena saya sendiri ingin terbiasa menjadi pendaki solo, ya barang kali kapan-kapan bisa naik bersama “dia”, kan harus jadi strong bro hahaha. Setelah berjalan 3 Jam kurang lebih, punggung mulai terasa sakit dan emosi meningkat, terang saja tidak ada yang mau bergantian membawa beban kelompok yang saya pikul, akhirnya dengan sedikit “nge-Gass”. Rizal bersedia bertukar beban, dan ternyata! Beban yang di bawa oleh Rizal sebelumnya sama sekali TIDAK BERAT. Jauh sekali dengan beban saya, dan ternyata isinya hanya Sleeping Bag dan 1 Air mineral 1,5 Liter dan 1 celana pendek. HAH? Pantas saja dia cengengesan terus. Sedangkan saya sudah mandi keringat.

Tiba sudah di Pos 1 , menghabiskan 3,5 Jam yang seharusnya hanya 2,5 Jam. Wajar.. kami pemula haha (pembelaan). Matahari sedikit tertutup, yaa saat itu adalah musim hujan lebat, kami terhitung pendaki yang terlalu memaksa. Bahkan hanya beberapa kelompok yang mendaftar saat itu, mungkin yang lain tidak berani ambil resiko. Selama perjalanan dari Pos 1 – Pos 2, berkali kali kami di begal oleh oknum kapitalis yang bertindak dengan kesewenang-wenangan mereka mengambil hak kami. Inilah kaum sadis yang tidak punya rasa kemanusiaan.

Ada yang tau siapa mereka?.. #Sodaara luuu!
Mereka memaksa kami memberikan sedikit demi sedikit perbekalan kami, ya jelas saja kami mau. Karena jika kami tidak memberikannya, mati sudah kami tertancap taring mereka.
Baru saja setengah perjalanan ke Pos 2 Rizal meminta untuk ganti tas kembali. Dengan tawar menawar yang cukup lama akhirnya saya mengalah dan kembali membawa beban berat. Salah satu motivasi saya bersedia menukar kembali karena Rizal memang masih cupu wkwk. Selama perjalanan Pos 1 ke Pos 2 Abiyyu terlihat sakit, muka pucat dan lemas. Ternyata sebelum pendakian dia belum pernah pemanasan sama sekali dan sudah lama tidak mendaki, padahal katanya sih dia Pro haha. #Prokoklemah. 

12;30 WIB (Pos 2) Kami di sambut oleh hujan yang lebat, sangat mengganggu arah pandang mata kami, kabut yang tebal dan suhu yang sangat dingin membuat kami meringkuk di bawah shelter pos 2. Untungnya shelter ini sudah selesai dibangun. Kami memutuskan berhenti sambil memakai jas hujan dan melanjutkan perjalanan saat hujan reda.

Saat menuju Pos 3, kami sempat mengira sudah tiba di Sabana, namun ternyata bukan. Kabut tebal dan hujan rintik yang terus mengguyur membuat kami sangat lelah dan berasumsi ingin cepat tiba.

14;00 WIB (Pos 3) Terlihat 2 tenda terpasang di pos ini, sesekali kabut menghilang dan memberikan pemandangan yang sangat indah! Terlihat sebelah kiri ada jalur pendakian dari basecamp lain yang rupanya seperti sabana yang sangan menawan. Seolah menyuntikan semangat pada kami untuk melanjutkan perjalanan. Namun kami tidak ingin mengalah pada kemunafikan, karena saat itu kami sangat lelah! Beberapa teman memutuskan untuk menginap di Pos 3, tapi setelah berdiskusi kami mengurungkan niat tadi dan terus berjalan sampai Sabana 2.

Banyak orang bilang, trek Merbabu bikin kaki goyang aduhay! Tanjakanya bikin rindu! Awalnya kami tidak mengerti arti itu semua, namun trek Pos 3-Sabana 1 telah menjawabnya. Satu kata yang terlintas saat itu. GILA! Rasanya ingin pulang! Laper! Capek! Pengen tidurr! Huahh.

Siapa coba yang ga shock sama tanjakan kaya gini? (maaf gambar ini tanjakan dari sabana 1 ke 2, kebetulan dari pos 3 ke sabana 1 kami tidak sempat mengambil gambar, karena cuaca buruk, namun kurang lebih medan nya sama seperti diatas)
Timbulah semboyan tim kami saat menjalani trek disini “5 langkah untuk 5 menit”. Ada yang paham? Haha ya! 5 langkah jalan untuk 5 menit istirahat. Wkwk
Jelas saja, kebanyakan dari tim kami adalah pendaki pemula, dan tanjakanya membuat kaki “leklok”! namun ini semua tidak mengurungkan semangat kami sedikit pun, karena keindahan Sabana sudah menunggu kami.

15;00 WIB Lunas sudah perjuangan kami, semuanya mulai terbayar disini (Sabana 1) telah tiba kami semua di surga nya Merbabu! Semua orang yang melihat langsung keindahanya pasti takjub!



Yakin gamau ke sini?
Namun perjalanan belum berakhir, masih sekitar 0,5 jam untuk menuju Sabana 2 yang tidak kalah indah nya. Trek dari Sabana 1-2 cukup mudah namun tidak bisa di sepelekan, karena berelok-elok dan melewai bukit bukit. Namun lelah kami hilang selama perjalanan karena di suguhkan pemandangan yang indah selama perjalanan ini.


15;30 WIB Tiba sudah di Sabana 2, hujan sudah mulai hilang. Tak kami sangka ternyata Sabana 2 tidak kalah indah-nya! Kami bermalam disini, setelah tenda dan semua beres. Sebagian memasak dan sebagian rebahan. Setelah mengisi kosongnya perut kami semua memutuskan untuk rebahan. Saat sudah malam, Wahid keluar untuk menikmati pemandangan, saat itu cuaca sangat bagus dan bintang terlihat sangat ramai, namun suhu yang dingin memaksa kami tidak berlama-lama diluar. 

21;00 WIB Semua menunggu makan malam, selama makan malam kami berembug untuk memutuskan siapa saja yang akan ikut summit, sayang nya teman kami Irsyad tidak ikut menemani, karena ini merupakan pendakian pertama-nya dan ia tidak sanggup karena suhu dingin. Setelah selesai kami memutuskan untuk langsung tidur lelap.

Bunyi berisik alarm handphone terdengar, ternyata jam sudah menunjukan 04:30 WIB sayang nya ini terhitung terlambat untuk summit, karena kami harus mengisi perut yang kosong terlebih dahulu dan kami belum mengetahui trek summit puncak Merbabu. 05:00 WIB kami ber-enam berangkat summit attack. 

Awalnya kami mengira mudah karena kami tidak membawa beban banyak, hanya kamera untuk berfoto ria dan jas hujan untuk jaga-jaga. Namun ternyata… trek summit sangat berattt! Tanjakan benar benar miring! Hamper mendekati 70 Derajat! Tidak terbayang kalo kami membawa beban banyak. Selogan 5 langkah untuk 5 menit terjadi kembali haha.


Sayang sekali kami tidak bisa menikmati sunrise dan lautan awan dari atas puncak, melainkan kami menikmatinya saat di perjalanan summit, padahal jarak Sabana 2 – Puncak Kenteng Songo (Puncak Tertinggi) terhitung dekat mungkin hanya 1 jam. Namun apa daya, trek yang berat dan juga kami kan pemula #wkwk Tapi tetap saja, tidak sedikitpun keindahan gunung merbabu hilang, kami masih bisa menikmati lautan awan dan sunrise dari jarak 10 menit ke puncak. #padahalsedikitlagi:(

Setelah berhenti sejenak, kami melanjutkan menuju puncak kenteng songo, karena katanya sebagai tanda bahwa pernah menginjaki kaki di puncak tertinggi gunung ini. Setelah sampai di puncak, kami memasak kentang dan bandrek untuk sedikit mengisi tenaga. Sambil menimati pemandangan yang indah dan udara yang begitu sejuk. Ditambah terlihat jelas puncak gunung merapi terselimut awan yang menawan. Sungguh luar biasa begitu takjub kami semua melihat keindahan ini. Sekilas teringat salah satu ayat al-qur`an yang memiliki arti “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.



Kami hanya menikmati sekitar 2 jam di atas puncak. Tak lama hujan turun kembali, kami memutuskan untuk langsung turun dan berbegas kebasecamp. Terhitung hingga berangkat sampai ke puncak kami menghabiskan waktu 11 jam, tentu terhitung sangat lambat, ini karena faktor cuaca dan stamina yang minim. Namun untuk pulang kami hanya butuh sekitar 4,5 Jam.

Dalam cerita kali ini, saya tidak mencantumkan informasi-informasi selama pendakian secara detail, ini hanyalah sedikit cerita pengalaman saya, untuk informasi penting akan di sampaikan di posting lain, terimakasih telah bersedia meluangkan waktu untuk membaca postingan saya, jangan lupa untuk mengikuti saya yaa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar